Saya punya masalah. Hasil jepretan yang saya ambil menggunakan kamera DSLR rata-rata fokusnya meleset. Tajam tapi salah. Tidak spot on. Saya tidak pernah mengalami ini saat memakai kamera poket kesayangan, Canon PowerShot G7X.
Saya merasakannya sejak menggunakan Canon EOS 70D. Cuma, saya ragu dan setuju. Ini karena saya belum terbiasa dengan sistem fokusnya. Yang 19 titik itu. Juga kameranya, yang lebih besar itu.
Lalu, saya menggunakan Canon EOS 60D. Yang titik fokusnya hanya 9. Yang tidak memiliki pilihan untuk tracking, atau melacak objek bergerak dengan presisi. Ratusan (atau ribuan, ya?) foto telah saya hasilkan bersamanya. Hasilnya sama: beberapa foto fokusnya meleset. Salah fokus. Gagal fokus.
Saya ingin fokus ke objek, eh malah ke background. Coba lihat gambar ini:
Investigasi
Karena hati tidak tenang, saya melakukan investigasi. Kecil-kecilan. Saya benar-benar khawatir jangan-jangan gara-gara kamera DSLR-nya. Yang sudah renta ini.
Kalau itu benar, duh, betapa repotnya nanti. Karena Canon EOS 60D tidak memiliki fitur untuk menyetel fokus otomatis itu. Auto Focus Micro Adjustment (AFMA), Canon menyebutnya. Fitur itu dihadirkan kembali pada penerusnya, Canon EOS 70D dan 80D.
Saya pasrah. Kamera itu memang sudah berumur. Empat puluh lima ribu lebih rana sudah ia jalani. Wajar saja bila butuh kalibrasi.
Sayangnya kalibrasi itu berarti membuka bodi. Lalu menyetelnya manual, yang menggunakan perasaan. Yang saya belum berani melakukannya sendiri. Harus menyerahkan ke servis, yang tidak gratis.
Huhuhu …
Kemudian saya buka kembali foto-foto yang saya buat bersama Canon 70D. Saya perhatikan betul.
Ternyata ada harapan. Walau kecil.

Lalu saya mencoba dengan kamera lainnya. Kali ini yang lebih baru, yang pegangannya enak sekali, yang suara Shutter-nya kok bisa senyap sekali, yang jadinya saya kepingin sekali memilikinya: Canon EOS 80D.
Hasilnya: Ada harapan. Besar.
Kamera itu membuat saya yakin, bahwa bukan saya atau Si Tua 60D yang salah. Tapi LENSA-nya!
Oooh, betapa saya ingin ini yang benar. Tapi, masa’ sih? Canon EF-S 24mm f/2.8 STM Pancake itu masih baru. Mulus. Bersih. Wangi lagi!

Tanya Ahli
Saya tahu, metode yang saya lakukan memang tidak ilmiah. Tidak benar, harusnya saya memotret dengan tripod, dan menggunakan remote agar kamera stabil. karena itu saya perlu bertanya kepada ahlinya. Apakah benar lensa saya mengalami back focus.
Saya berkunjung ke Customer Support Penjualan Canon. Yang jaraknya jauh sekali: Butuh 80 langkah untuk menemuinya. Hehe.
Setelah bertemu, kemudian ia mencoba Lensa 24mm f/2.8 STM itu dengan 60D. Coba lagi, ganti kamera dengan 1500D. Kemudian saya disuruh coba jepret.

Ia menyimpulkan: tidak ada yang salah.
Saya gelisah.
Saya meminta dengan lemas, coba jaraknya agak jauh, Bos. Ia coba lagi. Kira-kira jarak objek dengan kamera di atas 1 meter. Jepret. Diagfragma-nya jangan kebesaran, katanya. Karena itu sulit.
Dia tetap membantu. Walau kelihatannya sedang sibuk. Lalu saya mencoba. Saya pasang aperture F8, F9, mundur. Lalu Jepret.

Hasilnya: melegakan. Hasil jepretan tetap meleset fokusnya. Dia bilang, ini namanya Miss Focus. Kalau begitu dibawa saja ke servis center. Dibawa artinya diambil oleh kurir yang biasa datang ke sini.
Akhirnya …
Lensa itu baru dibawa kemarin. Saya belum mendapat tanggapan apa-apa dari Canon Indonesia. Semoga saja memang betul karena lensa-nya.
Jika tidak, terpaksa harus kembali ke Canon G7X lagi. Eh ….
diki septerian
