C untuk Cheap atau Ciamik, atau … Cheap yang Ciamik?
Motorola memilih aksara C untuk menyebut ponsel kelas bawahnya. Tidak tahu singkatan dari apa. Yang jelas, Motorola Moto C Plus bukan generasi pertama. Sebelumnya telah ada Moto C tanpa Plus. Motorola menaikkan standar si C dengan menambahkan RAM yang tadinya 1GB dan ROM yang tadinya 8GB menjadi masing-masing 2 dan 16GB.
Alasannya mendasar, persaingan di kelas harga di bawah Rp 1.500.000 kian panas. Xiaomi Redmi 5A boleh menikmati segala puja-puji sebagai ponsel terbaik dikelasnya. Tapi, karena sistem penjualannya yang juga bikin keki, maka terbukalah jalan bagi brand lain untuk “merecoki”.
Motorola kemudian menurunkan harga Moto C dari Rp 1.777.000 ke Rp 1.399.000.
Inilah review dari Motorola Moto C Plus setelah saya gunakan 2 hari terakhir.
*
Motorola Moto C Plus hadir dengan kotak biru tanpa plastik. Desainnya biasa saja. Ia tidak menawan, tapi spesifikasinya sekilas dapat diandalkan. Baterai 4000mAh menjadi corong marketing utama dari Motorola. Kinerjanya didukung oleh Chipset Mediatek 6737.
Bodi handphone yang berdimensi 144 x 72.3 x 10mm itu sepenuhnya dari plastik. Sangat nyaman digenggam. Karena tidak ada sudut-sudut yang tajam. Tidak licin juga, karena bagian belakang memiliki tekstur seperti kanvas.
Yang saya suka, Motorola perhatian terhadap detil. Frame yang melindungi layar dibuat glossy dengan bahan yang tidak licin. Posisinya lebih tinggi sedikit dari layar, sehingga bila menyimpan ponsel secara telungkup, maka layar tidak langsung bersentuhan dengan dasar. Terlindungi secara alami.
Bagian belakang khas Handphone Motorola: Kamera dan logo “M” dengan desain membulat. Logo tadi enak disentuh, meski tidak punya fungsi apa-apa. Bukan pemindai sidik jari sebagai tambahan keamanan. Sedangkan kamera yang ditemani dengan lampu Led Flash tidak menonjol. Jadinya tidak rentan tergores.
Tombol-tombol terletak di sisi kiri ponsel. Enak disentuh, membalnya tidak menimbulkan bunyi “klik” yang murahan. Tombol power memiliki tektur bergaris, mungkin untuk membedakan dengan tombol volume tadi.
Motorola Moto C Plus adalah ponsel dengan bentang layar 5 inchi. Resolusinya HD (1280 x 720), dengan lapisan GFM (semacam coating pengganti Gorilla Glass?). Layar itu enak dipandang. Warna cenderung akurat, tidak seperti Redmi 5A yang merah. Layar itu cerah, masih enak dilihat di luar ruangan. Menyentuhnya juga tidak butuh tenaga, lancar dan mulus. Sayangnya tingkat kecerahan tidak bisa diatur secara otomatis. Mode layar juga tidak bisa diatur antara Standar dan Vivid seperti pada kakaknya Moto G5S Plus.
Motorola memilih Mediatek 6737 sebagai dapur pacu Moto C Plus. Chipset itu berporses pabrikasi 28nm, dengan 4 inti Cortex-A53 berkecepatan 1.3GHz. Chipset itu ditemani Mali T720 sebagai GPU-nya. Bahasa manusianya: jangan berharap terlalu tinggi terhadapnya.
Kenyataannya begitu. Kinerja Moto C Plus tidak bisa dibilang gegas. Namun dibilang lemot juga tidak. Puluhan aplikasi berjalan di latar belakang tidak jadi masalah. Aplikasi jelajah internet berat seperti Chrome mampu dilahap dengan baik. Untuk main game berat macam Asphalt 8: Airborne dengan setting tertinggi juga bisa. Meski pilihan terbaik settingan itu diturunkan menjadi medium.
Tidak ada panas berlebih selama proses “penyiksaan” saya terhadap gawai yang Chubby ini.
- Skor Antutu: 29443
- Kecepatan Memori Internal: Baca 186MB/s, Tulis 71MB/s.
- Sisa RAM saat pertama kali digunakan : 1.2GB
Motorola hampir tidak menambahkan apa-apa terhadap Android 7.0 Nougat Moto C Plus. Google-nya terasa sekali. Sampai-sampai gesture tidak saya temukan. haha. Tidak ada ketuk dua kali, tidak ada sapu ke bawah dari tengah layar. Biasanya Motorola Menambahkan Moto Action sebagai pelengkapnya, kali ini tidak.
Kabar baiknya, aplikasi bawaan juga tidak banyak. Saat pertama kali dibuka, sistem hanya memakan ruang memori 3GB saja. Split screen juga masih bisa. Hooooree.
Saya sedikit terkejut dengan promosi Moto C Plus yang mengatakan, selfi keren meski di tempat redup. Kok bisa? Padalah Resolusi kamera itu sekadar 2MP, lensa-nya juga f/2.4. Ternyata eh ternyata. Ada cahaya tambahan yang bisa digunakan: LED Flash.
Lampu itu bisa diatur sebagai Senter, ataupun Lampu kilat saat akan mengambil foto. Fitur lain dari kamera depannya adalah Beauty. Cuma auto dan off saja sih, tidak bisa mengatur kadar seberapa mulus, cerah, tirus, atau putih wajah kita.
Untuk kamera belakang spesifikasinya bikin merengut: 8MP dengan f/2.2, fitur ala kadarya. Tapi, yang mengejutkan kamera itu mampu. Fokusnya cepat, hasilnya lumayan. Tidak ada mode manual atau yang lainnya. Yang ada hanya HDR dan Timer.
Foto Makro di dalam ruangan
Bagus mana bila dibandingkan kamera Xiaomi Redmi 5A? Hmm, sulit sih menilai dari gambar resize seperti ini. Tapi pendapat saya: warna lebih akurat milik Moto C Plus, untuk resolusi mirip, sama-sama cenderung soft, kurang tajam.
Mode kamera Moto C Plus,
Masih butuh contoh? Kondisi cahaya redup
Segala kecanggihan smartphone tidak akan berguna bila tidak tahan lama, betul? Di sinilah nilai tambah Moto C Plus. Paling nggak kata promotornya begitu.
Berdasar penggunaan saya, Motorola Moto C Plus mampu bertahan seharian. Sekitar 12 jam lebih.
Untungnya lagi, waktu pengisian tidak sampai 4 jam (output charger 10.2W, 5.2V; 2A). Tiga puluh menit mengisi sekitar 15%, 1 jam 30%. Saya coba dengan charger yang lebih cepat (15W), kecepatan bertambah sekitar 10%. Waktu mengisi ini jelas lebih cepat daripada Xiaomi Redmi 5A yang memiliki kapasitas baterai lebih kecil, 3000mAh.
Cuma, jangan telat bulat-bulat ya. Penggunaan bisa berbeda-beda. Baterai juga baru berumur 2 hari. Belum bisa dilihat kestabilannya. Saya hanya sekadar memberi gambaran.
Karena Motorola Moto C Plus juga termasuk telepon, maka tidak fair jika tidak diberitakan tentang pengalaman meneleponya. Motorola Moto C Plus mendukung jaringan 4G LTE, di dua selot kartunya. Tapi, bila kita telah memilih salah satu, maka kombinasinya menjadi 4G-2G. Bukan 4G-3G seperti pada Moto G5S Plus.
Fitur yang tetap dipertahankan oleh Motorola adalah VoLTE. Tanda itu akan muncul ketika kita memasukkan SIM CARD yang mendukungnya, Smartfren contohnya.
Suara teleponnya jernih, nyaring. Cuma ada satu hal yang rada menggangu saya: Proximity sensor-nya tidak instan bekerja. Ada jeda ketika mendekatkan telinga saat menelepon. Layar tidak langsung padam.
Untuk suara lainnya, Speaker terdengar cempreng, walau tidak pecah. Keluaran suara dari lubang 3.5mm lumayan bersih, lebih baik dari Redmi 5A, walau tidak istimewa. Ya iya lah, hape segini kok ngarep audio super.
***
Jadi, bila diminta apa kelebihan dan kekurangan dari Motorola Moto C Plus, jawabannya begini:
- Baterai tahan lama dengan waktu charger yang dapat diterima.
- Stok Android, bersih tanpa banyak aplikasi bawaan.
- Layar HD 720p enak dipandang.
- Kinerja OK.
- Build Quality baik.
- Minusnya, Proximity Sensor ada jeda.
- Minim gesture.
- Tidak ada LED notifikasi.
Lawannya
Motorola Moto C Plus menghadapi lawan serius dari Xiaomi Redmi 5A, Asus Zenfone Go juga. Tidak dilupakan Redmi 4A yang memorinya 32GB. Nokia 2 harunsya ikut disebutkan karena harganya persis sama. Cuma, rasanya beda kelas deh, RAM dan ROM nya saja sekadar setengahnya.
Kesimpulan
Beli, sebelum harga kembali normal. Cocok untuk yang tidak suka iming-iming atau fitur macam-macam. Sekadar handphone yang murah tapi baterai tahan lama (yang bisa di lepas pasang) dan bisa diandalkan.
Jangan, bila berharap kamera yang super duper dengan fitur segudang.
Motorola Moto C Plus | dikisepterian.com |
---|---|
Harga | Rp 1.399.000-1.777.000 |
Dimensi Berat | 144 x 72,3 x 10 mm 162 g |
Display | 5 inchi, GFM HD 720p |
Platform Chipset | Android 7.0 Nougat MediaTek MT6737 64-bit Quad Core 1,3GHz |
RAM ROM | 2GB 16GB |
Jaringan Selot Kartu | 4G FDD TDD band 1/3/5/7/8/40 Dual Sim + MicroSD Khusus |
Kamera | Belakang 8MP, f/2.2, 1.12 microns, Led Flash Depan 2MP f/2.8, 1.0 microns, Fixed Focus |
Baterai | 4000mAh dapat dilepas Charger 10W (5.2V 2A) |
Fitur Lain | Bluetooth 4.2, Sensor Gravitasi. |
salam,
diki septerian
Halo,
Ini beli di jd.id garansi resmi TAM atau garansi mana yah ka?
Iya beli di sana. Bukan TAM, tapi resmi Global Motorola Mobility. Di Kartu garansi service center di M-Care, Unicom, Mitracare, sama TAM juga bisa
Udah beli, gak bikin kecewa lho,…. sama persis seperti review. Untuk gesture yg minim bisa diakali dgn pakai Go Launcher Z versi Full (berbayar).
Mantap Kang Adi,
Nuhun sharing-nya 🙂