Restrukturisasi Hepi

Tahun depan bakal ada restrukturisasi. Di sini, di kantor yang telah 6 tahun lebih menghidupi saya ini. Nggak besar-besaran, sih. Cuma tetap aja bikin deg-degan.

Perkaranya ini: Direktur dan KPI-nya nanti yang “sangat menantang”.

Saya sebut menantang, karena penampakannya begitu. Dengar-dengar-nya begitu.

Restrukturisasi nanti jelas bakal mempengaruhi. Saya sih tetap jadi sales panci. Nggak naik jadi menejer atau berubah jadi teknisi.

Cuma, sudah kebayang hari-hari yang penuh dengan drama.

Ditambah lagi pencapaian saya tahun ini bisa dibilang payah. Kurang 4 bulan dari target.

(4 bulan itu banyak lhoo, akang-akang sekalian T_T)

Bolak-balik saya itung tetep nggak ketemu: Besar pasak daripada tiang.

Saya jadi kepikiran ini: mengikuti jejak teman yang lulus duluan. Dia pilih menjadi ikan besar di kolam yang kecil.

Berani, walau entah ujungnya gimana nanti.

Secara profil kita ini mirip: sama-sama beristri satu beranak dua. Dua-duanya laki-laki pula. Masih kecil-kecil juga. Klop. Pas.

Yang ngebedain: dia udah tau posisi dan “angka-angka”-nya nanti. Sedang saya, bayangin aja belum berani.

Kebayang yang di Cilebut bagaimana. Kebayang si kecil nanti tambah kurus gimana, kebayang si Aa kerepotan sekolahnya gimana.

Dan kebayang ini: Ceriaku nggak pegang gaji berjuta-juta lagi.

Ermm, maaf saya jadi melow lagi.



Well, ada yang pernah ngalamin restrukturisasi?

Semoga ini cuma kekhawatiran saya yang berlebihan. Yang memang belum siap dengan segala sesuatu yang dadakan.

Siang tadi, si Bos mengingatkan saya tentang P4. Itu tuh penilaian kinerja yang kudu diisi setiap habis tahun. Di ujung isiannya ada pertanyaan begini: Apa yang kamu harapkan?

Jawaban pertama saya jawab mantap: Adakan lagi bonus selain flat komisi.

Lalu jawaban kedua (yang telah mengalami beberapa kali editan) saya jawab sambil cengar-cengir sendirian: Restrukturisasi bisa membuat hepi.

____
*Kamis 12.12.19 Sore di kereta
**Selamat datang di kolom terbaru dikisepterian.com, kang. Di kolom ini saya bakalan nulis yang receh-receh. Utamanya tentang perasaan dan opini saya tentang apapun. Mau bilang jurnal, kok ketinggian. Mau bilang diari, ya kok girly banget. Terus kita sebut apa dong
?

Tinggalkan Balasan