CVT dibongkar. Mekanik menunjukkan penyebab suara berdecit saat tarikan gas pertama. “Ini sudah tidak rata”, tunjuknya pada bagian dalam mangkok yang melindungi kampas ganda.
“Bagusnya diganti”.
Sebelum membeli Suzuki Address bekas, saya sudah menyiapkan diri untuk menerima segala resikonya. Saya juga punya syarat: maksimal 2 tahun ke belakang, kilometer rendah, fisik relatif mulus, dan harga maksimal Rp 10 juta.
Surat-surat harus lengkap pastinya. BPKB dan STNK tidak boleh bodong, atau hilang. Hal yang bisa dikompromikan adalah warna. Maunya yang Silver Elegan. Atau si Biru Moto GP.
Semua itu ada pada si e-NEN. Cuma warnanya yang tidak saya banget: merah.
Kondisi Suzuki Address keluaran Desember 2017 itu melebihi harapan. Setidaknya secara fisik. Mulus, seperti minim pemakaian. Yang saya tidak tahu adalah dalamnya. CVT dan mesinnya. Maka saya menyerahkan itu pada ahlinya.
Mungkinkah kilometer rendah tapi sudah ada part yang minta diganti?
Bisa jadi. Mekanik itu menjelaskan. Bisa saja kunci rem belakang lupa di lepas namun tetap nge-gas. Kerja CVT jadi lebih berat dari biasanya. Untuk urusan oli merembes ia menyarankan untuk mengganti seal. Karet-karet sambungan antar bagian.
Saya mengiyakan. Lalu kembali duduk di ruang tunggu tempat servis yang dingin itu.
Tidak lama, ia datang lagi. “Ternyata semua part-nya tidak ada”, sambil menunjukkan coretan kode-kode barang. “Lalu?” Saya keheranan.
“Bapak bisa pesan di sini, atau bantu carikan”, jawabnya. Karena pesan berarti indennya 1 minggu dan mencari juga bingung di mana, saya jawab, “bagaimana kalau diperbaiki saja?”
“Bisa juga pak, nanti saya amplas bagian mangkok tadi. Tapi untuk oli merembes baiknya segera diganti karet-karetnya tadi, ia membalas yakin.
Kami setuju. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Saya kembali menunggu.
Salah sendiri beli Suzuki. Suku cadangnya susah dicari, bahkan di bengkel resmi yang megah begini!
Suara-suara itu segera saya hempas. Tidak boleh terlalu banyak drama. Biarlah itu menjadi bagian emak-emak.
Maka, saya berangkat ke Jalan Kebon Jeruk. Tempat Suzuki Sena berada. Dengan harap, semoga part yang diminta ada. Dan untungnya benar ada. Total Rp 50 ribu. Mahal?
Saya kembali ke Sunter lagi. Meminta untuk segera di pasangi. Alhamdulillah selesai hari itu juga.
Total saya mengeluarkan uang: Rp 200 ribu. 80 ribu untuk jasa, 120 ribu untuk oli dan spare part lainnya. Jadi, total pengeluaran untuk Suzuki Address bekas adalah Rp 9,65 juta.
Oh itu belum 3 PR lainnya: Komstir, ban belakang, dan pajak kendaraan.
Yang satu perlu di stel, yang satu perlu diganti, yang satu … biarlah dulu. Saya benar-benar merasa beruntung memiliki si Beureum B-4114-NEN.
Trims kang diki atas sharing pengalamannya, dtggu tulisan selanjutnya.
Sama-sama kang,
Terima kasih sudah mampir