Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9 hadir begitu tepatnya. Saat saya “kehilangan” Lenovo ThinkPad X13 Yoga G1 yang seharusnya saya ulas lebih dulu. Dari namanya kita tahu, dia dari keluarga yang bodinya lentur. Tidak hanya bisa merebah 180o, tapi dapat dilipat hingga 360o.
Prosesornya menggunakan AMD Ryzen™ 7 8840HS yang terbaru untuk tahun 2024, dan yang selalu menyenangkan dari keluarga ini adalah: Pena-nya!
Nama dan Posisi
Saya mulai dari namanya dulu. Lenovo, merek laptopnya. Yoga sub-mereknya. 2-in-1 form factor-nya, yang berarti lentur-lentur tadi.
Bukan Lenovo Yoga Slim (walaupun sebenarnya tipis juga). Bukan Lenovo Yoga Pro yang ada GPU (Graphics Processing Unit) terpisahnya. Bukan juga Lenovo Yoga AI PC, yang walaupun kinerja NPU (Neural Processing Unit) pada laptop ini sudah mencapai 16 Tops. Atau, bukan juga Lenovo Yoga Book, yang punya dual display dengan segala kemegahannya.
Kemudian, 7 artinya kelas atas, 14 artinya menggunakan layar 14 inci, AHP artinya AMD Hawk Point (kode nama untuk AMD Ryzen seri 8040), dan 9 artinya generasi.
Jadi, laptop yang memiliki nama lengkap Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9 ini merupakan laptop 14 inci kelas atas yang dapat dikonversi menjadi tablet versi AMD untuk tahun 2024.
Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9 yang Manis dan Tangguh
Sekarang kita ke bodi luarnya. Yang sangat berbeda dari profil ThinkPad X13 Yoga G1 yang tidak (belum) jadi saya ulas itu. Yoga membulat, ThinkPad seperti biasa, boxy. Keduanya sama-sama sudah lulus sertifikasi MIL-STD810H (810G untuk X13 Yoga tadi). Sehingga meski tampilan luar terlihat manis, namun saat kita pegang dan gunakan, sama sekali tidak terasa ringkih: tangguh luar biasa.
Desain seperti ini menjadi penting, karena laptop ini kemungkinan akan kita pegang dari berbagai sisi, sehingga tidak adanya sudut atau sisi yang tajam atau kasar membuat kita semakin nyaman.
Materialnya dari logam, kebanyakan aluminium. Akan terasa dingin bila kita letakkan di ruangan berpendingin. Panjangnya 31,7 cm, lebarnya 22,22 cm, dan tebalnya 1,64 cm. Beratnya 1,49 kg, bila kita tambahkan adaptor charger 65 W dan kabel dayanya menjadi 1,81 kg.
Dimensinya termasuk kompak dan tipis untuk laptop 14 inci. Untuk mengurangi bobot saat kita membawa laptop, akang juga dapat menggunakan charger ponsel tipe-c juga. Namun, keluaran dayanya harus 65 W seperti pada charger bawaannya (20V; 3.25A). Bila menggunakan 45 W, tetap akan mengisi, namun akan muncul peringatan, bahwa pengisi daya ini tidak sesuai dengan rekomendasi. Dan pastinya akan berpengaruh pada kecepatan pengisian baterai nanti.
Penempatan serta gaya logo pada luar (penutup display) dan dalam (palm rest) menambah kesan mewah laptop ini. Logo Lenovo tidak hanya stiker tempelan, melainkan ukiran dengan finishing brushed. Begitu juga dengan logo Yoga, terukir dengan finishing polished yang memantul apabila terkena cahaya. Semua terlihat harmonis, manis dengan warna abu-abu Arctic Grey yang kalem menawan.
Porta Koneksi Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9
Bodi boleh tipis, tapi porta tidak boleh pelit. Harapan saya begitu. Namun, saya juga harus realistis. Tidak boleh lagi berharap ada slot RJ-45 LAN, ataupun pembaca kartu SD penuh. Dua slot itu yang absen pada Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9 ini.
Pada sisi kanan laptop (tangan kiri) ada HDMI 2.1, ada 2 USB-C, yang satu sudah USB4 (40 Gbps) dengan PowerDelivery (PD) 3.0 & DisplayPort (DP) 1.4a, namun yang satu lagi sebatas 10 Gbps, tapi akang dapat menggunakannya juga untuk charging (PD 3.0) dan juga menyambungkan ke monitor eksternal (DP 1.4), seperti pada slot USB4 tadi. Terakhir ada Audio Combo 3.5mm.
Sisi kiri laptop (tangan kanan), ada 1 USB-A (5 Gbps, AlwaysOn), pembaca kartu microSD, dan tombol power dengan indikator LED.
Berbicara tentang LED. Saat mengisi daya, LED di sebelah USB-C itu akan menyala. Oranye, bila kapasitas baterai di bawah 91%, dan berubah putih bila sudah atau melebihi 91%.
Kita juga dapat melihat secara pasti berapa % baterai yang sudah terisi walaupun laptop dalam kondisi mati. Buka layar, lalu tekan tombol apa saja, kemudian tunggu sekitar 5 detik. Setelah itu, akan muncul ikon pengisian daya pada layar. Fitur ini dapat kita aktifkan/ non-aktifkan memalui BIOS.
Pesona Display Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9
Ada 2 varian display pada Lenovo Yoga 7 2-in-1 versi AMD 2024 ini: IPS dan OLED. Masing-masing 1200p. Varian IPS ada pada pilihan CPU AMD Ryzen™ 5 8640HS, sedangkan laptop dengan AMD Ryzen™ 7 menggunakan varian OLED. Seperti laptop yang saya ulas ini.
Resolusinya memang sebatas 1200p (WUXGA 1920×1200, 16:10), namun spesifikasi lainnya tidak boleh kita anggap tanggung. Sebut saja rasio kontras yang 100.000:1. Ya akang tidak salah baca dan saya tidak salah ketik, seratus ribu banding 1!
Kemudian 100% DCI-P3, Dolby Vision, Display HDR, True Black 500, dan juga sudah mendapatkan sertifikasi TÜV untuk rendah cahaya biru (aman dan nyaman di mata).
Warnanya begitu nge-pop. Keluar, tajam, jernih, bening. Hidup! ThinkPad P14s yang sehari-hari saya gunakan (1080p IPS) terlihat begitu pucat dan “mati”nya.
Namun, bukan berarti tanpa catatan juga. Kecerahannya “hanya” 400 nits, yang untuk penggunaan outdoor, masih terasa kurang terang. Belum lagi dengan tipe layarnya yang glossy. Akang bahkan dapat “ngaca” menggunakan layar ini. Kemudian, untuk gamers, mungkin juga akan protes dengan tingkat refresh rate yang seperti pada laptop kebanyakan: 60 Hz.
Buat saya, tipe glossy tanpa anti lapisan anti reflektif saja yang menjadi kekurangan. Tingkat kecerahan dan refresh rate, sudah sangat cukup untuk pemakaian saya sehari-hari.
Pena yang jadi pembeda
Buat saya, laptop dengan layar sentuh sekadar bonus. Maksudnya, bukan keharusan. Bila tidak touchscreen ya, tidak mengapa. Bukan akhir dunia. Kecuali, layar sentuh itu dapat menerima pena. Itu baru lain cerita.
Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9 ini hadir tanpa pena itu. Saya sudah tanyakan kepada yang memberikan unit ini, katanya memang tidak termasuk. Sungguh sangat disayangkan. Namun saya tidak hilang akal, saya coba dengan pena dari merek lain (ehm, Acer, ehm) berfungsi juga. Namun akhirnya, saya menggunakan pena asli bawaan dari Lenovo Yoga 6. Terima kasih kepada (IG: @yoantuktuk) yang sudah memberi saya pinjaman hampir seminggu lamanya!
Btw, kalau akang memang berniat beli, pastikan ke penjual pena termasuk atau tidaknya.
Pena ini diberi nama Lenovo Digital Pen. Mungkin yang saya gunakan ini versi 1. Saya belum menemukan perbedaan jelasnya di mana antara versi 1 dan 2, namun keduanya berbentuk serupa, dengan model baterai lepas pasang (AAAA). Bukan model yang masuk ke bodi untuk melakukan pengisian daya.
Pena itu gemuk dan sayangnya dan tidak ada tempat sama sekali untuk menyimpannya di laptop. Tempat menyimpannya ada pada Sleeve atau Softcase yang saya sangat suka sekali model, bahan dan kualitasnya (sleeve itu juga nyaman untuk kita jadikan mouse pad).
Saya tidak bisa menggambar, kebanyakan pena saya gunakan bersama dengan Journal. Aplikasi bawaan Microsoft yang akan muncul seketika kita mendekatkan ujung pena ke layar.
Dengan pena itu, saya yang biasanya mencatat pada notebook beneran, kini dengan laptop yang sering juga orang sebut sebagai notebook. Untuk dipakai menulis dan corat-coret enak, lembut dan palm rejection-nya bekerja lumayan baik.
Dengan pena ini, saya membayangkan akang sekalian yang berprofesi sebagai pengajar, akan terbantu sekali. Karena memang efektif dan yang penting juga, MENYENANGKAN!
Ada 2 tombol pada pena yang dapat kita custom untuk apa. Misalnya penghapus dan klik-kanan. Untuk mengaturnya Lenovo sudah menyediakan Lenovo Pen Settings.
Keyboard Familier
Keyboard Lenovo Yoga 7 2-in-1 terasa familier. Keyboard dengan tuts model chiclet dengan lengkungan di bawah tentu menjadi ciri khas Lenovo. Keyboard itu memiliki backlit dengan 2 tingkatan dan 1 mode auto. Untuk mengaktifkannya cukup dengan menekan Fn+spasi seperti pada Laptop Lenovo lainnya.
Hanya ada 2 lampu led yang membantu: Capslock dan Fnlock. Tidak ada LED mute speaker atau mikrofon (namun ada tanda pada layar bila kita menekannya).
Kekurangan lain, yang mungkin juga bukan kekurangan bagi kebanyakan kita adalah: ukurannya yang lebih sempit dari laptop 14 inci dengan layar 16:9 (ThinkPad P14s).
Hal ini langsung saya sadari ketika pertama kali menggunakannya. Dan hasil pengukuran saya menunjukkan memang bukan hanya perasaan, namun kenyataannya memang berbeda hampir 1 cm.
Sehingga saat mengetik akan terasa lebih rapat, memang tidak sampai mengganggu. Tapi butuh adaptasi lagi. Begitu juga dengan rasanya. Saya anggap ini cukup. Bukan yang terbaik, bukan juga yang terburuk. Dibilang enak, ada yang lebih enak. Yang penting dia empuk, tidak ghosting, walaupun key travel terasa lebih pendek dari keyboard laptop yang sehari-hari saya gunakan.
Sedangkan touchpad-nya luas (sekitar 12×7 cm) dan presisi meski berbahan plastik bukan kaca. Hanya saja, klik kanan kirinya masih terlalu cempreng untuk telinga saya.
Membuka Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9
Untuk membuka penutup bawah Lenovo Yoga 7 2in1 2024 AMD ini akang memerlukan setidaknya 2 alat. Obeng Torx (bintang) dan Suction Cup (cangkir hisap). Merepotkan dan membuat deg-degan. Ada 7 baut yang harus akang lepas (bagian depan dan belakang berbeda ukuran). Setelah itu gunakan cangkir hisap untuk mengangkatnya.
Setelah terbuka, kita akan melihat sesuatu yang istimewa: baterai dan kipas besar-besar. Sangat menyenangkan melihat 2 bagian ini menjadi perhatian untuk laptop tipis dan agak lain seperti ini.
Walaupun sayangnya, RAM 16 GB LPDDR5 6400 MHz (4×4 GB) tidak dapat kita upgrade lagi.
Daya tahan baterai Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9
Baterai memiliki kapasitas 71 Wh, tingkat pemakaian baru 5%, jadi kapasitas asli saat laptop ini saya ulas sebesar 67.89 Wh. Dengan kapasitas seperti itu daya tahan maksimal yang dapat saya dapatkan adalah sekitar 8 jam. Dengan kondisi: kecerahan layar 50%, mode Best Power Efficieny. Untuk pemakaian kerja kantoran, Offfice 365 (Outlook, Excel, Word), browsing, streaming, mendengarkan musik, intinya multitasking.
Jadi pas, kalau akang kerja 8 jam sehari. Persis laptop ini akan menemani, dari 90% ke 5% akan selesai pada jam 5 sore (1 jam istirahat).
Bila menggunakan Mode Balanced, dengan tingkat kecerahan 50%, dan pemakaian relatif sama, daya tahan terbaik saya adalah 6 jam. Apabila digunakan dengan Mode Best Performance, tingkat kecerahan 50% juga, tapi pemakaian berat, seperti rendering dan benchmarking, akan bertahan sekitar 3 jam saja.
Sudah ok sebenarnya, untuk prosesor seri HS yang memang bukan hemat daya (seri U). Untuk waktu pengisian menggunakan charger bawaan 65 W seperti ini: 15 menit bertambah 23%, 30 menit 42%, dan 1 jam 78%. Setelah itu akan melambat, kalau ingin sampai penuh sekitar 1,5 jam (5%-97%).
Kinerja Lenovo Yoga 7 dengan AMD Ryzen™ 7 8840HS
Ada 2 varian CPU yang tersedia untuk varian AMD dari Lenovo Yoga 7 2in1 ini: AMD Ryzen™ 5 8640HS dan AMD Ryzen™ 7 8840HS. Karena varian Ryzen 5 menggunakan layar IPS dengan spek yang jauh berbeda dari versi Ryzen 7, jadi pilihan terbaik menurut saya tetap pada varian ini.
Sekilas AMD Ryzen™ 7 8840HS tidak berbeda dengan pendahulunya (7840HS), sama-sama Zen4, sama-sama 8 inti 16 untaian, sama-sama 4nm proses fabrikasi. Yang membedakan adalah TDP-nya. AMD Ryzen™ 7 8840HS mampu mengeluarkan tenaga yang sama dengan daya lebih rendah (35W vs 28W). Juga untuk AI, AMD seri 8040 diharapkan mampu memberikan peningkatan performa hingga 40%.
Untuk GPU, AMD menyematkan AMD Radeon 780M yang memiliki 12 Core Unit (CU) dengan kecepatan maksimal 2800 MHz. Microarsitekturnya sudah menggunakan RDNA 3, sehingga dia memiliki mesin media tersendiri untuk encoding dan decoding (bukan sebatas software).
Ini menjadi menarik (dan future proofing tentunya), misalnya akang ingin rendering video, gunakan saja AV1 bukan lagi h.264 Karena AV1 membuat proses rendering menjadi lebih cepat dengan keluaran file yang juga jauh lebih rendah.
Begitu juga dengan akang yang sering recording layar menggunakan OBS misalnya, pilihan AV1 akan sangat membantu untuk kecepatan dan kualitas rekamannya.
Bagian paling saya suka adalah: tidak ada perbedaan signifikan antara baterai dan charging. Memang secara benchmarking menunjukkan perbedaan (terutama saat gaming), namun untuk rendering, hampir tidak ada perbedaan.
Untuk gaming, Valorant dengan setting tertinggi menggunakan baterai frame rate anteng di 60 fps, sedangkan bila kita colok daya, akan menjadi 120-130 fps. Efootball 2024 terbaik dengan setting LOW, anteng di 60 fps baik menggunakan baterai atau charging. Untuk setting Medium 20-24 fps, setting HIGH 18-20 fps. Sedangkan game RPG seperti Wuthering Waves, dapat kita mainkan dengan setting tertinggi, Advanced. Sambil mengisi daya frame rate-nya 30-45 fps, sedangkan menggunakan baterai saja 20-45 fps. Tergantung scene-nya bagaimana. Saat battle dan crowded fps akan turun. Tapi, secara umum masih dapat kita mainkan.
Kamera, Speaker dan Keamanan
Lenovo menanamkan Webcam FHD 2MP dengan AI Noise canceling. Hasilnya lebih baik dari Webcam HD saja, namun tetap perlu diperhatikan fokusnya tetap FIX ya kang, bukan Auto. Fitur AI-nya juga ternyata bekerja baik, saya coba di luar, saat ada suara bising (motor lewat), awalnya suara saya ikut teredam juga, namun lama kelamaan tidak. Hanya suara bising tadi yang diredam.
Keluaran suara dari pelantang suaranya bagus, tidak terdengar cempreng (ada bass), dan nyaring. Jadi, saya rasa pengorbanan ruang keyboard yang dipakai untuk speaker stereo 2W yang menghadap ke atas itu berhasil.
Untuk keamanan biometrik laptop, ada IR Camera yang kinerjanya bagus, pengaturan mudah dan cepat, begitu juga saat ingin login. Tidak ada fingerprint saya temukan.
Harga dan alternatif
Saat saya menulis review ini, harga Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9 dapat akang beli dengan harga Rp 16.299.000 (8840HS, RAM 16GB, 1TB SSD, OLED 1200p). Dan kalau akang merasa butuh tenaga lebih ada varian PRO yang menggunakan NVIDIA GeForce RTX 3050 (AMD-nya Ryzen 7 8845HS) yang dijual dengan harga Rp18.649.000.
Alternatif lain tentu saudara kembar yang darahnya biru. Tapi saya belum mencobanya, sehingga tidak dapat memberikan kepastian akan kelebihan, kekurangan, atau bahasa sekarangnya, mending mana.
Seperti biasa, untuk urusan beli atau tidaknya saya kembalikan ke akang sekalian. Saya sekadar mengabarkan.
Sampai jumpa lagi, terima kasih dan salam,
Diki Septerian.
Ulasan ini dapat akang saksikan juga di Kanal YouTube Diki Septerian