Canon EOS 7D Mark II 2019: Tetap yang Paling Canggih

pengalaman canon eos 7d mark ii

Lupakan dulu Kamera Analog. Dalam 2 pekan terakhir, saya beruntung bisa mencoba 2 kamera canggih: Canon EOS 7D Mark II dan Canon EOS 6D.

Yang satu kamera DSLR APS-C paling canggih yang Canon punya. Yang satu kamera DSLR Full Frame paling ringan. Yang satu berhasil membuat saya pusing. Yang satu langsung membuat saya nyaman. Yang satu harga barunya masih di atas Rp20 juta. Yang satu harga bekasnya dikisaran Rp13 juta.

Namun, dua-duanya sama: sama-sama membuat dompet saya menjerit!

… dan mamah ceria berteriak!

canon eos 7d mark ii di tangan
ergonomi lebih nyaman, bobot lebih ringan

Bodi, Ergonomi

Saya pernah menggunakan Canon EOS 7D mark I. Dulu. Untuk memotret berbagai kegiatan. Dipasangkan dengan lensa EF-S 18-135mm IS. Jadilah mereka pasangan yang super gemuk: besar dan berat.

Tidak begitu dengan Canon EOS 7D Mark II. Bodinya terasa lebih kompak dan ringan. Entah di mana letak pemangkasannya. Kali ini lensa yang dipasang juga tidak berat-berat amat: EF 17-40mm f/4 L. Dengan kombinasi itu, memotret seharian selama 3 hari terasa lebih nyaman.

Selain bobot, kontrol juga semakin mumpuni. Canon EOS 7D Mark II memang dicipta untuk kalangan dewa. Saya yang rakyat jelata bingung dibuatnya. Begitu banyak tombol. Di tambah lagi tuas rahasia yang bisa dijawil-jawil.

ada kenop, ada tombol, ada joystick dan ada tuas rahasia yang melingkupinya

Cuma, setelah lama berkenalan, rasanya seperti surga! Canon EOS 7D Mark II memang sesuai dengan tagline-nya: Pegang Kendali!

Oh iya, saya belum bilang ini ya: Bodinya terasa sangat kokoh. Solid bak tank baja!

ulasan canon eos 7d mark ii indonesia
dipasangkan dengan lensa ef 17-40mm F/4 L

Semua tentang kecepatan: Auto focus dan High Speed Shooting

Sejak awal, Canon EOS 7D dirancang bukan untuk semua fotografer. Ia dibuat untuk mereka yang sering memotret kegiatan olahraga atau kehidupan satwa di alam lepas. Ia dicipta bagi mereka yang butuh 10 bidikan dalam 1 detik. Saya bukan mereka itu, tapi mendengarkan bunyi shutter 10 fps (frame per second) ditembakkan itu … ! Duh betapa ngilu-nya!

Suaranya seperti orang sedang menjahit. Tapi dengan kecepatan tinggi. Mantap Jiwa!

Maafkan bila saya berlebihan. Ini pengaruh dari Canon EOS 60D yang sehari-hari saya gunakan. Bila dibandingkan dengan si 7D tadi, uuh, cuma dapat separo-nya, kang!

Canon sampai perlu membuat menu auto focus tersendiri. Hal ini untuk mengakomodir berbagai skenario yang mungkin ditangkap oleh 65 titik fokus yang semuanya bertipe silang itu. Dan, jujur saja, saya keder. Hehe …

menu auto focus canon eos 7d mark ii
Pengaturan Auto Focus di jadikan menu tersendiri
setting auto focus canon eos 7d mark ii
Masih di dalam menu AF atau auto fokus, ini bagian ke 4 dari 5 sub menu
menu untuk menampilkan/ tidak menampilkan titik fokus pada jendela bidik, di sini juga pengaturan AFMA (yang tidak dimiliki oleh 60d)

Sensor, Prosesor

Apa yang bisa diceritakan dari dua hal ini? Canon EOS 7D Mark II menggunakan Sensor APS-C 20.2MP dengan prosesor gambar Digic 6 ganda. Dual Pixel Auto Focus kebanggaan Canon juga disematkan. Bahasa mudahnya: kualitas gambar semakin baik dan fokus layar (LiveView) kian cepat.

Saya sempat kaget juga melihat hasil jepretan kondisi minim cahayanya. Ada peningkatan signifikan dari 7D generasi pertama di tingkat ISO tinggi.

Namun, yang paling saya suka: Warnanya. Sensor baru ini lebih mendalam, lebih kontras, dan bersih. Profil gambar standar-nya benar-benar menyenangkan mata saya. Alami, sekaligus punchy. Dan mudah dikendalikan oleh software post proses yang biasa saya gunakan.

slot kartu canon eos 7d mark ii
Selot kartu Ganda: SD Card dan CF Card. Kamera PRO ya harusnya begini 🙂

Kelebihan, Kekurangan, Kesimpulan

Sebagai mantan pengguna Canon EOS 60D, kelebihan 7D Mark II lainnya adalah ViewFinder, atau jendela bidiknya. Luas, terang, dengan cakupan 100%. Jadi, apa yang saya lihat pada kekeran, itulah yang terproses.  LCD di atas juga lebih luas dan informatif. Dengan kemampuan mengganti parameter menggunakan dua kenop sekaligus. Tombol shutter, yang terasa lebih empuk serta responsif. Jika menahan setengah klik, tidak ada klik yang terasa. Hanya membal. Mengikuti gaya shutter DSLR Full Frame.

canon eos 7d mark ii top lcd
LCD kedua yang lebih besar, informatif dan praktis. Karena satu tombol memiliki dua fungsi.
canon eos 7d mark ii auto brightness
Tingkat kecerahan layar bisa diatur otomatis. Tidak seperti kamera digital kebanyakan

Untuk kekurangannya sendiri? Dari segi produk saya tidak menemukannya. Beberapa reviewer membandingkan dengan jagoan APS-C dari Nikon—D500, yang keluar setelahnya. Katanya fokusnya kalah akurat. Saya cuma bisa bilang, nggak tau. Hehe, karena belum pernah coba si Nikon. Dan lawannya D500 harusnya generasi ke-3 dari si 7D, deh. Kelemahan EOS 7D mark II, mungkin pada layarnya yang fix, tidak bisa diputar menjadi kekurangan? Atau tanpa teknologi layar sentuh? Biasanya milenial yang berisik. Saya sih tidak ada masalah dengan itu.

canon eos 7d mark ii lcd
LCD yang tidak bisa diputar dan tidak peka sentuhan menjadi kekurangannya?

Jadi, kesimpulannya …

Canon EOS 7D Mark II tetap menjadi langit. Ia mimpi. Yang bila saya terbangun, lalu mengejarnya, dengan mudah saya akan mengejar yang lain.

Di langit yang sama, ada Canon EOS 80D dengan sensor baru 24MP yang kini menjadi standar kamera ILC (Inter Lens Changable) Canon. Ada juga Canon EOS 6D yang saya lebih familiar denganya, sekaligus memiliki sensor lebih besar: Full Frame 35mm.

Oh, jangan salah, Canon EOS 7D mark II tetap DSLR dengan sensor APS-C terbaik dari Canon. Mungkin pada tahun 2019 kita segera mengetahui penerusnya. Selama itu, ia tetap yang paling canggih. Yang terhebat. Meski, ia dicipta bukan untuk saya.

port canon eos 7d mark ii
Lubang antar muka yang lengkap, lubang mic input terpisah dengan headphone
lubang 3.5mm, flash trigger, remote release, mini hdmi, dan usb 3
canon eos 7d mark ii video quality
Kemampuan merekam Full HD hingga 60p. Tersedia juga kompresi ALL-I yang lebih memudahkan saat editing video

Hasil Jepretan

Yang lawas dulu … Canon EOS 7D ISO 6400

hasil jepretan canon eos 7d
Kondisi minim cahaya, bintik noise terlihat jelas
contoh canon 7d
masih ISO 6400 dengan 7D original

Sekarang penerusnya …

iso 6400 canon eos 7d mark ii
ISO 6400 Canon EOS 7D mark II, lebih bersih kan?
hasil jepretan canon eos 7d mark ii
ISO 4000
contoh gambar canon eos 7d ii
ISO 2500
canon eos 7d ii low light
ISO 1600
canon eos 7d ii dynamic range
ISO 500, rentang dinamis yang dimiliki EOS 7D membuat saya mampu menarik bayangan hingga level yang memuaskan

ISO 320, dengan profil picture: Landscape. Warnanya jadi terlihat sangat kental.
putri duyung cottage
ISO 100
ISO 100, dengan perbedaan gelap terang yang tinggi. Lumayan bisa mengembalikan Highlight dan Shadow
ISO 100

Sekian dulu akang-akang sekalian, untuk spesifikasi lebih lengkap silahkan meluncur ke web Canon langsung ya. Dan untuk review yang sifatnya menyeluruh, teknis dan mendalam, silahkan cari di tempat lain.

Hehe, saya bukan pakar fotografi, baru sekadar hobi saja kang 🙂

salam,

diki septerian

Tinggalkan Balasan