Suzuki Address punya wajah baru. Tahun 2019 muncul lagi si Biru yang menggoda. Bukan dengan kelir terang, tapi matte yang trendi. Saya jadi kepingin beli. Namun keburu tersadar, Si Nen beureum baru 3 bulan umurnya!
*
Ia saya pinang bulan April yang lalu. Kilometernya saat itu cuma 3 ribu. Kini sudah 6 ribu. Artinya 3 ribu kilometer lebih ia menemani saya di jalanan.
Artinya lagi, sudah waktunya untuk berbagi pengalaman. Review kalau bahasa sekarang. Atau kelebihan dan kekurangan yang populer di mesin pencarian.
Kelebihan pertama: Harga
Harga Suzuki Address 2019 yang di pasang di situs resmi adalah Rp 16.050.000. Sedangkan harga bekasnya jauh di bawah itu. Saya sendiri membelinya dengan harga Rp 9,4 juta. Kondisinya bisa akang lihat di sini,
Rugi Beli Suzuki
Harga bekas menjadi daya tarik utama motor berkapasitas 113cc ini. Atau menjadi daya tarik umum motor Suzuki. Adakah motor bekas Honda dan Yamaha yang bisa dibeli hampir separo harga? Dengan selisih hanya setahun dan kilometer rendah?
Mungkin ada. Mungkin juga akang telah menemukannya. Tapi, saya tidak memantau pergerakan harganya. Fokus ke motor yang pas saya uji coba kok “kurang ajar” sekali.
Kelebihan kedua: Nyaman, nyaman, nyaman
Saya pernah mencoba Yamaha Mio Z. Waktu itu baru keluar sebagai tandem Mio M3. Tidak menarik. Mencoba motor 10 juta umat juga beberapa kali. Sayangnya, Honda Beat memang terlalu kecil. Joknya kecil, bagasinya kecil, dan terlalu rendah saat digunakan.
Suzuki Address tidak begitu. Joknya lebar dan empuk. Bagasinya luas. Muat helm KYT yang sehari-hari saya gunakan. Muat juga belanjaan. Muat juga tas 10 L, atau bahkan 14 L. Barang-barang aman jadinya saat hari hujan.
Membuka bagasi itu juga tidak perlu bungkuk-bungkuk. Tidak perlu pusing mencari lubang kunci. Cukup putar kiri dari kunci kemudi, lalu “cklek”, bagasi seluas 20,6 Liter itu terbuka. Nyaman, kang!
Bagian kompartemen depan juga lega: ada dua laci yang besar di sana. Dua-duanya muat botol minuman 600-700 ml. Apalagi sekadar masker atau sarung tangan. Nyaman, kang!
Di bawah, tempat kaki berpijak juga nyaman. Luas dan lega. Kaki saya masih bisa maju mundur, dan duduk tidak perlu merapatkan paha. Address Fi memang mengerti lelaki. Nyaman, kang!
Posisi duduk juga pas. Buat pengendara dan penumpang. Tangan pengendara santai, tidak tegang dan tidak terlalu ke atas atau bawah. Duduknya penumpang juga nyaman. Kaki menekuk santai, tidak bikin cepat pegal. Nyaman, kang!
Dan ini yang aneh: Jok lebih panjang dari Suzuki Shooter. Saya tidak mengukur panjangnya, cuma perasaan ini diamini oleh mamah ceria. Masih ada ruang di tengah saat kami berbonceng 4. Saya, Aa di depan dan adiknya dipangku di belakang. Tidak mepet, tidak sesak. Nyaman, kang!
Dengan bobot total hampir 150 kilogram, Suspensi Suzuki Address tetap nyaman mengayun. Empuk. Tidak memantul keras dan mentok saat melewati polisi tidur. Nyaman, kang!
Intinya, Suzuki Address itu: Nyaman Syeeekaliiiii, kang!
Kelebihan ke-3: Irit
Kalau kurang “nyaman”, saya tambah satu lagi nyamannya: irit. Tangki Suzuki Address berkapasitas 5,2 L. Terbesar di kelasnya. Sedang jarak tempuhnya mencapai 1:50. Isi 1 liter jalan 50 kilometer. Dengan kondisi normal, dengan bensin biasa. Mau premium, pertalite, pertamax, atau shell super kira-kira sama.
Walau saya belum coba semua, hehe.
Kalikan saja 5 liter. Jadi sekali isi full tank, bisa bolak-balik Depok-Sukabumi! Sudah seperti mobil L300 saja kang! Haha.
Gambaran lebih dekatnya begini. Saya isi hari Minggu malam, maka isi lagi seminggu kemudian. Bahkan bisa 2 pekan, bila perjalanan saya hanya dari rumah ke stasiun saja.
Tidak perlu lagi sering-sering antre di pom. Hemat waktu, tenaga dan … acis.
Kelebihan ke-4: Bertenaga
Kapasitas mesin Suzuki Address 2019 hanya 113cc. Bahkan di STNK tertulis 110cc. Ternyata ada keuntungannya juga, karena nilai pajaknya jadi lebih rendah.
Lalu bagaimana dengan tenaganya?
Teman saya, yang sehari-hari menggunakan Yamaha X-Ride dan Yamaha Jupiter generasi pertama bilang, “Wow tarikannya enteng juga ya”, saat mencoba si Alamat ini. Teman saya yang lain, yang pernah punya Suzuki Skywave berpendapat senada, “bagus, bagus, cuma ngoroknya sama kayak Skywave”.
Bagaimana dengan pengalaman saya sendiri?
Nggak usah diceritain ah, cobain aja sendiri. Hihi.
Kesan saya tidak jauh berbeda dengan pengalaman saat tes ride dahulu,
Ingin Beli Suzuki Address, Tapi ….
Kekurangan
Bukan review namanya kalau tidak disebut kekurangan. Atau kendala selama penggunaan. Suzuki Address tentu punya kelemahan. Yang mungkin saja menjadi alasan orang ragu untuk membelinya.
Kekurangan pertama rasanya ada pada sisi pembaruan. Suzuki Address 2019 tidak berbeda dengan rilisan pertamanya tahun 2014 lalu. Belum ada perubahan berarti yang dilakukan oleh Suzuki. Iya sih tiap tahun punya baju baru, tapi hanya sebatas itu.
Tidak ada peningkatan dari sistem starter elektriknya yang “bletak” itu. Tidak ada keamanan tambahan saat standar samping diturunkan: mesin masih tetap hidup. Tidak ada digitalisasi pada panel speedometer yang kok sekarang jadi trendi. Tidak ada tambahan LED pada stoplamp atau headlamp-nya. Dan juga tidak ada sistem idle seperti ISS-nya Honda atau SSS-nya Yamaha.
Kekurangan berikutnya ada pada mereknya. Beberapa orang menilai motor Suzuki itu boros dan suku cadangnya mahal. Belum lagi spare part tadi sulit didapat, jarang tersedia di bengkel-bengkel pinggir jalan.
Kata mereka lho …
Untuk kekurangan pertama saya masih bisa menjawab: tidak masalah. Buat saya motor itu asal dia nyaman, bandel, irit dan serbaguna cukup. Kekurangan-kekurangan tadi saya anggap bonus saja. Kalau ada itu ya lebih bagus, tapi kalau motor punya ini itu, namun tidak nyaman, ya nanti dulu.
Untuk kekurangan kedua biarlah kenyataan di jalanan yang menjawab. Jumlah pengguna Suzuki Address jelas kalah telak dari pengguna Vario, Beat, Mio, Scoopy atau bahkan NMAX dan PCX sekalipun.
Ini PR yang belum kunjung usai untuk para petinggi Suzuki Indonesia. Namun mungkin akan berubah, jika akang juga mulai ikut menggunakan Suzuki Address lalu menyebar virus ini ke mana-mana?
Saya bukan orang dalam Suzuki. Menulis review ini juga sekadar berbagi. Mungkin bisa membantu akang yang sedang mencari-cari motor impian namun tak kunjung terbeli. Coba lirik Suzuki Address 2019 ini, desainnya memang tidak kekinian, namun yang seperti ini justru tidak lekang dimakan zaman.
Fiturnya juga ala kadarnya. Namun Suzuki Address mengingatkan akan esensi berkendara sesungguhnya: untuk memudahkan perjalanan.
Bukan begitu akang sekalian?
salam,
diki septerian
Salam, kang. Saya dr dlu mantau dari pertama kali pake shooter a.k.a EDA. Skrg kemana si EDA kang? Saya udh 4 bulan ini make juga sih. Plg konvensional tp paling nyaman. Sekedar saran, gabung di grupnya di FB (Addressia n Suzuki Address Indonesia) n kenalan sm suhunya a.k.a Ikhsan Jumaris org Citayem. Rubahan minimal pake kampas ganda daytona n mangkuk kampas nex 2 aja dlu kang, lbh gigit
Salam juga kang Hazardwi,
Si EDA masih ada kang. Sekarang yang pake orang tua.
Iya sempet juga kontak sama kang ikhsan. Cuma… Sekarang saya udah nggak aktif di FB lagi.
Hehe, nuhun sharing-sharing-nya.
Berarti sekarang masih sama si shooter dong? Belum nyoba si Address